HomeMateri

Stop Bullying dan Intoleransi

MATERI UNTUK GURU PENDAMPING PROJEK BANGUNLAH JIWA RAGANYA TEMA STOP BULLYING Memahami Bullying, Penyebab dan Cara Mengatasinya Bullying adala

https://id.pinterest.com/rezareza159/bullying/

MATERI UNTUK GURU PENDAMPING

PROJEK BANGUNLAH JIWA RAGANYA

TEMA STOP BULLYING

Memahami Bullying, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bullying adalah tindakan seseorang atau kelompok yang melakukan penindasan, bertujuan untuk memberi kesenangan. Bullying dibagi menjadi 6 jenis, seperti verbal, fisik, nonverbal, hingga cyberbullying.

Bullying sering terjadi di sekolah dan lingkungan sehari-hari yang memakan jiwa. Aksi bullying ini merugikan korban hingga mempengaruhi psikisnya. Fenomena bullying menyebabkan pelaku bertindak semena-mena pada korban. Perilaku bullying bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28B ayat 2 berbunyi, “Menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Peristiwa bullying seringkali terjadi di sekolah, rumah, tempat kerja, masyarakat, sampai dunia maya. Aktivitas bullying tidak memilih umur dan jenis kelamin.Para pelaku memilih seseorang dari pemalu, pendiam, spesial, cantik, sampai mempunya kekurangan untuk dijadikan ejekan.

Pengertian Bullying

Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Tujuan dari bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus.

Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut penindasan atau risak. Kasus bullying ini sering terjadi di Indonesia. Contohnya saja kasus penindasan di sekolah.

Mengutip buku Meredam Bullying, Ken Rigby konsultan ahli sekolah menjelaskan tentang pengertian bullying. Menurut Ken Rigby, bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini bisa dilihat dari sebuah aksi yang menyebabkan seseorang menderita.

Aksi dilakukan oleh seseorang atau kelompok mayoritas yang lebih kuat, dilakukan secara berulang, pelaku tidak bertanggung jawab, dan dilakukan dengan perasaan senang.

Jenis Bullying

Perilaku bullying dibagi menjadi beberapa jenis, seperti verbal dan non verbal. Bullying non verbal berdampak pada ancaman pelaku hingga kekerasan fisik. Sedangkan bullying verbal menggunakan kata-kata kasar sampai menyebarkan aib korban ke orang lain.

Mengutip dari Kemenpppa.go.id, bullying dikelompokkan dalam enam kategori, antara lain:

  • Kontak Verbal Langsung Bullying berupa tindakan mengancam, mempermalukan, mengganggu, memberi panggilan nama, merendahkan, intimidasi, memaki, dan menyebarkan gosip buruk.
  • Kontak Fisik Langsung Pelaku mendorong, menendang, menjambak, memukul, mencakar, mencubit, memeras, mengunci seseorang dalam ruangan, hingga menghancurkan barang milik orang lain.
  • Perilaku Non Verbal Langsung Tindakan bullying melihat sinis, menampilkan ekspresi merendahkan, mengancam, mengejek, menjulurkan lidah, sampai melakukan kekerasan fisik pada korban.
  • Perilaku Non Verbal Tidak Langsung Tindakan bullying berupa memanipulasi persahabatan, mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng, sampai mendiamkan seseorang.
  • Pelecehan Seksual Tindakan bullying ini masuk dalam kategori kekerasan fisik atau verbal.
  • Cyber Bullying Tindakan kekerasan dengan cara menyakiti orang lain melalui media elektronik.

Seperti memberi komentar jelek, pencemaran nama baik lewat media sosial, dan menyebarkan rekaman video intimidasi.

Dampak Bullying

Bullying berdampak pada kesehatan mental terutama pada anak-anak dan remaja. Pelaku yang melakukan pembullyan bisa memberi pengaruh buruk pada kesehatan fisik dan mental korbannya. Dampak paling fatal dari kasus bullying adalah tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh korban.

Dampak bullying bagi korban

  1. Memicu depresi, stress, gangguan kesehatan mental, sampai memicu kemarahan.
  2. Berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan dan kemampuan analisis anak-anak
  3. Remaja dan anak-anak yang mendapat perilaku bullying akan menurun secara akademik dan memilih mengasingkan diri

Dampak bullying pada pelaku

  1. Perilaku berubah menjadi agresif, menyukai kekerasan, mudah marah, impulsif, dan toleransi rendah
  2. Kurang berempati dan lebih menyukai mendominasi orang lain.
  3. Pelaku merasa harga diri tinggi dan percaya diri
  4. Menyukai kekuasaan untuk merendahkan orang lain

Dampak bagi yang Menyaksikan

  1. Jika dibiarkan terus-menerus, penonton yang menyaksikan bullying merasa bahwa perilaku tersebut dianggap biasa. Penonton akan berpikir bahwa perilaku ini bisa diterima secara sosial, bahkan bisa meniru perilaku terutama anak-anak.
  2. Para penonton memilih menjadi penindas karena takut mereka akan menjadi korban selanjutnya. Sedangkan beberapa orang memilih diam tanpa bertindak atau menghentikan aksi bullying tersebut.

Penyebab Bullying

  • Penampilan Fisik

Seseorang yang memiliki penampilan fisik berbeda dari orang lain, bisa menjadi target bullying. Para penindas akan mengejek, intimidasi, hingga mengancam penampilan anak tersebut. Mereka akan menyebut anak tersebut dengan kata-kata yang menyakiti hati. Tujuan dari kata-kata ini supaya orang itu merasa rendah diri sampai terasingkan.

  • Perbedaan Kelas

Perbedaan kelas seperti senior dan junior, ekonomi, gender, etinis, agama, dan ekonomi bisa memicu tindakan bullying

  • Tradisi Senioritas Di Sekolah

Sering terjadi tradisi senioritas selama beberapa generasi. Tradisi ini menyebabkan korban merasa terintimidasi karena mendapat kekerasan.

  • Keluarga

Keluarga besar yang tidak akur bisa mengakibatkan tindakan bullying antar keluarga.

  • Karakter Seseorang
  1. Munculnya sikap dendam atau iri hati
  2. Adanya rasa ingin mendominasi hingga menimbulkan kekuasaan korban, fisik, kekerasan seksual.
  3. Persepsi tentang perilaku korban

 

Cara Mengatasi Bullying

 

Bullying bisa diatasi dengan mencegah sejak dini seperti ketika masih anak-anak, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut beberapa cara mengatasi bullying:

 

Masa Anak-anak

  1. Beri pengetahuan dan cara untuk mampu melawan tindakan bullying
  2. Beri contoh cara seperti mendukung, mendamaikan, dan melaporkan pada orang dewasa untuk membantu korban bullying

Keluarga

  1. Tanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan pada anak-anak
  2. Beri perhatian dan interaksi pada anak-anak untuk memberikan kemampuan berani dan tegas
  3. Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, percaya diri, dan tegas
  4. Mengajarkan rasa peduli dan etika pada sesama
  5. Mendampingi anak untuk melihat informasi di media sosial atau televisi

Mengatasi Bullying di Sekolah

  1. Pendidik membuat program pencegahan anti bullying dan hukuman bagi pelaku yang melakukan tindakan tersebut
  2. Membangun diskusi dan ceramah tentang mengatasi aksi penindasan
  3. Memberi bantuan dan dukungan pada korban bullying

Sumber:

https://katadata.co.id/intan/berita/61d314fbc28b2/memahami-bullying-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: Intan

 

MATERI UNTUK GURU PENDAMPING

PROJEK BANGUNLAH JIWA RAGANYA

TEMA INTOLERANSI

 

Pengertian Intoleransi

Intoleransi adalah kata yang memiliki makna negatif dan merupakan lawan dari kata toleransi.
Intoleransi adalah sikap abai atau rasa ketidakpedulian terhadap eksistensi orang lain, sebagaimana dijelaskan dalam buku bertajuk Bagaimana Menghancurkan Pikiran-pikiran Negatif dan Menjadi Pribadi Positif + Bahagia karya Danieda Fanun.
Sikap intoleransi seringkali tidak manusiawi sehingga memicu konflik dan kebencian atas sebuah perbedaan.

Orang intoleransi akan dengan mudahnya tidak menghargai dan merendahkan orang lain.

Pengertian Toleransi dan Contoh Sikap dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berbanding terbalik dengan intoleransi, kata toleransi memiliki arti positif, yakni sikap atau perilaku toleran, sebagaimana diterjemahkan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Toleransi adalah kemampuan seseorang memperlakukan orang lain yang berbeda. Toleransi termasuk sikap positif seperti menghargai dan menghormati orang yang berbeda agama, ras, bahasa, suku, dan budaya.

Pengertian Toleransi Toleransi merujuk pada sikap saling menghargai antar sesama. Sikap menghargai ini penting untuk lingkungan yang damai dan beragam.

Toleransi termasuk sikap positif yang baik untuk menjaga kerukuranan, serta mencegah konflik dari masyarakat.

Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama yang bisa memicu diskriminasi. Banyak kasus intoleransi akibat perbedaan suku dan keyakinan.

Sikap toleransi perlu disiapkan sejak kecil, untuk menjaga perbedaan yang ada di masyarakat.

Toleransi berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan, untuk menumbuhkan toleransi, tanggung jawab, disiplin, dan berpikir kritis.

Nilai-nilai toleransi ini menjadi bekal, untuk menghargai perbedaan dan pendapat sesama warga negara.

Pengertian Toleransi

Toleransi adalah kemampuan individu untuk memperlakukan seseorang dengan baik. Sikap toleransi ini membiarkan orang lain punya pendapat berbeda dari kita. Pada hakikatnya, toleransi menjadi sebuah kesadaran untuk menerima dan menghargai perbedaan.

Toleransi berasal dari kata bahasa Inggris “Tolerance” berarti membiarkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi diartikan sebagai sikap toleran, mendiamkan, dan membiarkan.

Sedangkan dalam bahasa Arab, toleransi adalah suatu pendirian atau sikap untuk menerima berbagai pandangan, serta pendirian yang beraneka ragam meski tidak sependapat.

Jadi, toleransi adalah cara menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan yang bertentangan dengan pendirinya. Sikap toleransi menjaga kedamaian dan kerukunan di dalam masyarakat.

Toleransi dalam Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia, tertulis di lambang Garuda Pancasila. Kata tersebut berada di pita yang dicengkeram di kaki burung Garuda.

Mengutip dari buku Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal, semboyan negara diatur dalam pasal 36A UUD 1945. Arti kata Bhinneka Tunggal Ika yakni “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Kata Bhinneka ini menjelaskan keberagaman suku, bahasa, agama, ras, dan budaya di Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika menjelaskan meski berbeda, namun tetap satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Semboyan ini menghubungkan toleransi dari bangsa yang majemuk. Sikap dan perilaku toleran perlu diciptakan, caranya menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.

Perilaku toleransi terwujud dari keberagaman suku, agama, ras, dan budaya. Penjelasannya sebagai berikut:

Toleransi Beragama

Sila pertama Pancasila, berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Artinya Indonesia adalah negara Ketuhanan, menghendaki warganya untuk menganut satu agama atau kepercayaan.

Di Indonesia, ada 6 agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Tanpa adanya toleransi umat beragama akan terjadi diskriminasi, kekerasan, dan konflik antar masyarakat berbeda keyakinan.

Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945, mengatur setiap warga negara untuk memeluk agama dan menjamin perlindungan. Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.Pasal tersebut menjelaskan setiap orang berhak memeluk agama, serta negara melindungi warganya untuk beribadah.

Toleransi Keberagaman Suku

Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ada beragam suku dan budaya yang tersebar di beberapa daerah. Untuk menjaga perdamaian dan keharmonisan suku, sebagai warga negara harus menghormati dan menghargai.

Toleransi dalam Sosial Budaya

Indonesia mempunyai keragaman sosial budaya yang harus dijaga dan dipertahankan. Keragaman sosial budaya ini dapat menciptakan toleransi. Misalnya mempelajari keragaman budaya lain, mencintai produk buatan Indonesia, dan menghargai perbedaan budaya.

Contoh Sikap Toleransi

Contoh Toleransi Beragama

  1. Tidak memaksakan agama yang dianut ke seseorang yang berbeda keyakinan.
  2. Menghargai dan menghormati agama yang dianut orang lain.
  3. Tidak menganggu ibadah dan jalannya kegiatan keagamaan orang lain.
  4. Tidak merusak tempat ibadah dan mengganggu ketenangan agama lain.
  5. Tidak menghina dan merendahkan agama orang lain.
  6. Berteman dengan orang yang berbeda keyakinan.  Tidak berlaku diskriminasi pada seseorang yang berbeda agama di sekolah, tempat kerja, dan lingkungan.
  7. Tidak mengucilkan warga yang berbeda keyakinan di lingkungan tempat tinggal.
  8. Menerima perbedaan orang lain.

Contoh Sikap Toleran Antar Suku

  1. Tidak melakukan tindakan diskriminasi pada seseorang yang berbeda suku.
  2. Memperlakukan semua orang sama dan sejajar meski berbeda suku.
  3. Menghormati dan menghargai suku lain.
  4. Menghargai kebudayaan suku lain.
  5. Tidak merusak dan menjarah barang seseorang yang berbeda suku.
  6. Saling membantu dan menolong.

Contoh Toleransi Sosial Budaya

  1. Mengenalkan kebudayaan Indonesia di dunia internasional.
  2. Bangga memakai produk budaya buatan anak bangsa.
  3. Mempelajari budaya di Indonesia dan mengambil sikap positif dari budaya tersebut.
  4. Tidak berbicara buruk terhadap kebudayaan orang lain.

Unsur-Unsur Toleransi

  • Memberi Kebebasan dan Kemerdekaan

Kebebasan adalah kemampuan individu untuk bertindak sesuai keinginannya. Pada dasarnya setiap manusia punya hak untuk memperoleh kebebasan berpendapat dan bertindak. Hak kebebasan ini telah disepakati oleh Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

  • Mengakui Hak Setiap Orang

Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), setiap orang yang lahir punya hak sama.

Hak asasi ini termasuk diakui, dihormati, dijunjung tinggi. Tanpa adanya hak asasi, akan terjadi penindasan pada individu.

  • Menghormati Keyakinan Orang Lain

Setiap orang memiliki hak untuk memeluk agama tanpa paksaan dari orang lain. Hak kebebasan dalam beragama ini termasuk beribadah dan taat pada agama yang dianut. Di Indonesia, toleransi beragama diatur dalam UUD 1945.

Toleransi diperlukan untuk menghargai seseorang yang ada di lingkungan maupun organisasi, berhak meyakini agama yang berbeda. Selain itu, toleransi diperlukan untuk tidak membeda-bedakan teman yang berbeda keyakinan.

Setelah memahami maksud dari toleransi, maka kita tahu bahwa yang bertentangan dengan toleransi itulah yang disebut sebagai intoleransi. Intoleransi ini yang harus kita cegah agar tidak terjadi di segala aspek kehidupan kita, dalam kehidupan sekolah, bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara.

Sumber:

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61cc238c67015/pengertian-toleransi-dan-contoh-sikap-dalam-kehidupan-sehari-hari
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: Safrezi

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6252541/pengertian-intoleransi-dan-contoh-sikapnya.

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0