Sosialisasi Forum Anak Kabupaten Semarang di SMP Negeri 2 Tuntang

Di lingkungan sekolah, dua isu penting yang sering mendapatkan perhatian adalah kesetaraan gender, OSCEA dan anti-bullying. Ketiga hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua siswa tanpa memandang jenis kelamin mereka. Upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender dan menerapkan kebijakan anti-bullying di sekolah membutuhkan kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala SMP Negeri 2 Tuntang, Dewan Guru, perwakilan dinas terkait, perwakilan Muspika, Duta Forum Anak Kabupaten Semarang, perwakilan siswa-siswi SMP Negeri 2 Tuntang.

Kesetaraan gender di sekolah tidak hanya berkaitan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk mengakses pendidikan, tetapi juga memastikan bahwa mereka mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam semua aspek kehidupan sekolah. Ini termasuk kurikulum, pembelajaran, penilaian, kegiatan ekstrakurikuler, dan kebijakan disiplin.

Strategi Meningkatkan Kesetaraan Gender

1. Kurikulum yang Inklusif: Mengintegrasikan materi pembelajaran yang mempromosikan kesetaraan gender dan menghapus stereotip gender.
2. Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru tentang bagaimana mendidik dengan cara yang tidak bias gender.
3. Fasilitas yang Mendukung: Menyediakan fasilitas yang sama dan layak bagi laki-laki dan perempuan, seperti kamar mandi yang aman dan aksesibel.

Bullying adalah masalah serius di banyak sekolah dan bisa sangat merugikan kesehatan mental dan fisik siswa. Bullying dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk gender, ras, agama, atau orientasi seksual. Penting untuk menciptakan lingkungan yang tidak memungkinkan bullying berkembang.

OCSEA (Online Child Sexual Exploitation and Abuse) atau Pelecehan dan Eksploitasi Seksual Anak Secara Online terhadap anak tentu menjadi hal yang perlu di perhatikan terutama di zaman ini saat perkembangan digital semakin pesat. Terdapat berbagai macam jenis OCSEA yang bisa saja terjadi pada seorang anak pada dunia digital ini.

1. CSAM (Child Sexual Abuse Material)
2. Cyberbullying
3. Child grooming
4. Sextortion
5. Live streaming

Dengan penting bagi orangtua untuk memperhatikan bagaimana anak bermain dengan dunia digital agar tidak tergerus oleh sesuatu hal yang tidak sesuai dengan usianya (Narasumber: Rani Aulia Rahma).

Strategi Jogo Konco

1. Kebijakan Jelas: Menerapkan kebijakan anti-bullying yang jelas, yang dikomunikasikan kepada semua siswa, guru, dan staf.
2. Program Pendidikan: Mengadakan sesi edukasi untuk siswa dan staf tentang dampak bullying dan cara menghentikannya.
3. Sistem Pelaporan: Menyediakan sistem yang mudah dan aman bagi siswa untuk melaporkan kasus bullying.

Keberhasilan upaya mengatasi masalah kesetaraan gender dan bullying sangat bergantung pada kolaborasi antara semua anggota komunitas sekolah. Oleh karena itu SMP Negeri 2 Tuntang secara aktif menggandeng komunitas Forum Anak Kab. Semarang sebagai salah satu upaya untuk menjadi suksesor anti bullying. Melibatkan orang tua dan anggota masyarakat dalam diskusi dan kegiatan sekolah dapat membantu menguatkan pesan kesetaraan dan toleransi.

Kesetaraan gender, OCSEA dan anti-bullying adalah tiga pilar penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan produktif. Dengan membangun kebijakan yang kuat, pelatihan yang efektif, dan kolaborasi yang kuat antara semua pihak yang terlibat, sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi semua siswa untuk tumbuh dan berkembang.

Penulis: Risnanda Gani Al Kafy, S.Pd.​

Editor: Rini Wahyu Susanti, S.SI.